Hari mulai datang, jam menunjukkan pukul 07.20. Ketika itu terdengar tangisan sendu dari seorang bayi yang baru dilahirkan. Aku, itu tangisnku. Kemudian terdengar suara batin yang bahagia dari sesosok pria yang berdiri disamping seorang wanita yang berbaring lemas disampingku. Mereka tersenyum dan meneteskan air dari matanya.
Kumandang adzan dilantunkan oleh seorang pria tersebut tepat disamping telingaku. Kemudian kudengar mereka memberi nama padaku. Entah siapa, seakan aku tak bisa mendengarnya.
Waktu terus berjalan, hingga kini aku telah menapaki usia 14 tahun. Kudengar setiap hari mereka memanggilku dengan nama "Shilla" ya.. Beberapa saat setelah aku terlahir, orang tuaku memberi nama kepadaku yaitu "Shilla Niantiara".
Semenjak aku lahir ke dunia ini, aku tidak pernah memiliki teman. Hingga akhirnya aku merasa kesepian.. Bahkan sekolah pun aku tak pergi ke suatu bangunan besar dengan sebuah gerbang di depannya tapi aku diam di rumah. Entah mengapa orang tuaku mendidik aku dengan cara homeschooling dan satu-satunya orang luar yang aku kenal hanya Bu Amanda, guruku.
Mereka tak mengizikanku untuk keluar rumah. Ketika ku tanya, mereka hanya menjawab "Di dalam kau lebih baik". Aku tak mengerti mengapa mereka berkata seperti itu. Aku tak tau maksud dari semua itu. Setiap hari orang tuaku pergi pagi pulang malam, bahkan tak jarang mereka tak pulang. Mereka sibuk memikirkan pekerjaannya. Di rumah aku hanya ditemani Mbok Sum.
Suatu hari aku melihat gerbang terbuka.... Ku melangkah melewati pintu utama, rasa penasaran akan dunia luar membuat aku melangkah lebih maju. Semakin jauh hingga melewati gerbang. Tak kusangka aku bisa melewatinya, kulihat sekelilingku begitu ramai. Tetapi keramaian itu membuat kepalaku pusing dan dalam seketika badanku menjadi lemas. Kakiku tak dapat menahan sekujur tubuhku. Aku terjatuh dan tak berdaya kemudian aku tak ingat apa-apa lagi.
Aku terbangun, kulihat kedua orangtuaku menunggu cemas. Lalu Mamaku berkata "Shilla.. Kamu tidak apa-apa? Sudah Mama bilang jangan keluar dari rumah." Sungguh aku tidak mengerti mengapa mereka melarangku sampai seperti itu.
Suatu ketika, aku bertengkar heboh dengan kedua orangtuaku karena suatu hal yang membuat aku seperti burung di dalam sangkar yang tidak punya kebebasan untuk menghirup udara yang segar di luar sana. Mereka bungkam tak bercerita apa-apa, mereka hanya bisa menangis. Namun aku tau mereka menyembunyikan sesuatu. Hingga akhirnya mereka buka mulut juga. Dan ternyata aku mengidap suatu penyakit yang membuat aku tidak dapat melihat orang banyak.
Aku berfikir bahawa Tuhan tidak adil. Karena penyakitku ini aku terpuruk tak bisa menjadi orang yang normal seperti orang lain. Apa salahku? Apakah aku tidak pantas hidup di dunia ini? "TUHAN TIDAK ADIL!" kataku sambil berteriak. Kemudian aku tertidur dalam tangisan kekcewaan. Hingga aku tersadar, aku berada di kerumunan orang banyak yang sedang melakukan maksiat, berzina, mabuk, riba, gibah dan hal-hal buruk lainnya. Namun seakan aku bisa mendengarkan ucapan batinnya! Lalu aku terbangun dan ketika kulihat sekelilingku.. Aku sadar bahwa itu adalah mimpi! Aku teringat mimpi itu. Dan aku baru mengerti mengapa Tuhan memberikan penyakit ini kepadaku! Agar aku tidak berbuat seperti mereka. Mereka yang berada di luar sana. Maafkan aku Tuhan. Ternyata TUHAN SAYANG AKU!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar