Bandung, CyberNews. Mobil hybrid produksi anak negeri sudah menggelinding di jalanan. Mobil yang baru prototype itu diklaim sudah layak operasional. Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek) LIPI sebagai pembuatnya berkeinginan mobil itu dapat segera diproduksi secara massal. Sayangnya, itu baru sebatas harapan."Pengembangan mobil hybrid LIPI ini membutuhkan investor yang berani mencoba sesuatu yang baru dan itu tidak mungkin berasal dari agen tunggal pemegang merek (ATPM). Harapan kami hasil penelitian ini ada yang menampung," tandas Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Dr Syahrul Aiman saat menjelaskan program mobil hybrid LIPI di Bandung, Kamis (18/3).
Ditambahkannya, dari segi teknis kalkulasi produksi antara Rp 170 -180 Juta. Jika dilempar ke pasaran harga satuannya dapat mencapai Rp 200 Juta per unitnya. Hanya, angka itu kemungkinan masih dapat ditekan melalui produksi massal.
Mobil Hybrid LIPI itu sudah dirancang sejak 2005. Selama itu, dana yang dikeluarkan mencapai Rp 2,5 Miliar. Jumlah yang relatif kecil, apalagi dibandingkan dengan AS yang menghabiskan dana hingga 30 Juta US Dollar. Meski demikian, performa mobil yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada BBM cukup memuaskan. Pengembangan dalam rangka penyempurnaan tentu saja terus dilakukan.
Saat dicoba di seputaran Bandung, mobil hybrid itu mampu dipacu hingga kecepatan 70 Km/jam karena daya yang dihasilkan mencapai 43 Hp. Padahal, pengujian di jalan raya itu dilakukan dengan nekat bermodal surat pengujian. Modelnya pun relatif tidak terlalu mengecewakan. Mirip-mirip varian mobil hatchback yang cukup laris di pasaran. "Di jalan tol, hanya suara angin yang terdengar bukan suara mesinnya," kata Peneliti Telimek, Abdul Hafid.
Desainnya sendiri memang benar-benar baru. Pasalnya, LIPI tak mau terkena dampak hak paten apabila menggunakan sasis merek kendaraan yang lain. Istilah mereka adalah "ketak-ketok sendiri" termasuk untuk karoserinya.
Apabila diserahkan ke pihak lain, seperti ahli modifikasi misalnya, biaya yang dibutuhkan bisa membengkak. Untuk membuat body kendaraan saja harus keluar Rp 550 Juta. Mereka juga mengembangkan sistem kontrolnya.
Menurut Abdul Hafid, mobil hybrid yang dikembangkan pihaknya merupakan kendaraan yang menggunakan teknologi listrik dikombinasikan dengan mobil hybrid tipe seri yang menggunakan generator dan baterai. Dengan demikian, dua energi itu digabungkan sebagai penggerak mobil.
Tenaga utama berasal dari suplai listrik bisa dari PLN dengan "dicolok" yang tersimpan di motor listrik sedangkan energi tambahan dari mesin generator tetap dengan BBM. Tenaga dari motor listrik tetap jadi andalan sementara penggunaan mesin maksimal dibatasi dengan porsi 50 persen apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Keberadaan pemakaian mesin pun semata-mata guna memperpanjang jarak tempuh saja. Seperti halnya sistem mobil serupa lain yang mengatur penggunaan energi listrik berdasarkan kecepatan atau tanjakan yang mesti beralih mengandalkan tenaga mesin.
LIPI menyakini mobil tersebut memiliki prospek yang baik di masa mendatang, di antaranya dipengaruhi teknologi baterai, sebagai penyimpan energi yang diperkirakan berkembang pesat dalam sepuluh tahun mendatang.
Spesifikasi Mobil Hybrid LIPI
Motor Type : 3-Phase Induction Motor
Nominal Voltage : 72 VAC
Peak Power : 43 HP
Max Speed : 7.500 Rpm
Peak Torque : 129 Nm
Controller : 72V/550VA
Battery Pack : SLA-Deep Cycle 72V/220Ah @6V/220Ah
Charger : 72V/25A
Engine : 160 cc/Gasoline
Generator : I-Phase AC 2.2kVA
Performance : 70 Km/h
Tidak ada komentar:
Posting Komentar